Saturday 27 December 2014

Investasi Mitsubishi di RI Tembus 7 Miliar Dolar AS

Japan's Mitsubishi Heavy Industries' headquarters building is pictured in Tokyo December 17, 2012.
Japan's Mitsubishi Heavy Industries' headquarters building is pictured in Tokyo

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mitsubishi Corporation melaporkan bahwa di bawah kepemimpinan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam 10 tahun terakhir, perusahaan asal negeri sakura itu memperoleh manfaat yang masif. Terutama di bidang investasi, perdagangan maupun bidang-bidang lainnya. 

Tak heran, petinggi Mitsubishi Corporation pun datang langsung ke Indonesia untuk bertemu Presiden SBY. "mereka ingin mengucapkan terima kasih pada Presiden," ujar Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Senin (8/9).

Presiden  menerima kunjungan delegasi Mitsubishi Corporation di Strategic Building, kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat,).  Delegasi Mitshubishi Corporation dipimpin oleh Honorary Chairman Senior Advisor to the Board Mikio Sasaki. 

Menurut Julian, Sasaki ketika masih menjabat sebagai CEO Mitsubishi Corporation, pernah berjanji kepada SBY untuk meningkatkan investasi sebesar tiga kali lipat.  Janji tersebut diucapkan kala Presiden bertandang ke Tokyo, ibu kota Jepang, 2006 lalu. 
Padahal pemerintah sendiri hanya berharap peningkatan investasinya sebesar dua kali lipat. Akan tetapi hasilnya justru tiga kali lipat seperti janji mereka. Lebih lanjut, Julian mengatakan, Mitsubishi Corporation juga menyampaikan komitmennya untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia. 

Ditemui terpisah, Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan, nilai investasi perusahaan asal negeri sakura itu secara kumulatif sejak 2006 telah mencapai sekitar 7 miliar dolar AS.  Jumlah ini belum termasuk sejumlah proyek di berbagai sektor yang sedang dan akan berjalan. 

Misalnya, menurut Hidayat, pembangunan pabrik smelter di Halmahera, Maluku Utara. Sebagai gambaran, Mitsubishi Corporation tergabung di bawah bendera PT Weda Bay Nickel. 

Perusahaan tersebut berbasis tambang nikel dan dikuasai oleh korporasi asal Prancis Eramet Group dengan presentase kepemilikan saham sebesar 66,6 persen.  Disusul Mitsubishi Corporation 30 persen, perusahaan pelat merah dalam negeri yaitu PT Aneka Tambang 10 persen dan PAMCO 3,4 persen.  "Masih lama selesainya.  Sekarang proses konstruksi sedang berjalan," kata Hidayat.

No comments:

Post a Comment