PEKANBARU (DP) – All New Mitsubishi Triton
diyakini akan tetap melanjutkan sebagai salah satu tulang punggung PT
Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai Agen Pemegang Merek di
Indonesia.
Meskipun banyak pilihan double kabin yang disuguhkan, namun Triton
tetap dipercaya banyak perusahaan tambang dan petanian. KTB mencatatkan
Triton sepanjang Januari hingga Juni kuasai 50,1 market share di segmen
Light Commercial Vehicle (LCV).
Kehadiran All New Triton generasi kelima ini diyakini selain
ketangguhannya di sebagai kendaraan komersil, namun juga disisipkan
kemampuannya memanjakan penumpang layaknya passenger car.
Mitsubishi secara maksimal mengoptimalkan kenyamanan kabin dengan
memperkuat struktur bodi rangka dan rangka mesin. Penyempurnaan
kemampuan suspensi hingga pengembangan body mounting menjadi lebih
gemuk. Aerodinamika juga disajikan dengan nilai hambatan udara 0,42
(coefficient drag).
All New Triton juga makin andal membawa barang, karena cargo double cabin diperluas, panjang menjadi 1.520 mm dan tinggi 475 mm.
Dikemas sebagai kendaraan komersil namun dengan kenyamanan seperti
passanger car, hal itu kami temui saat memasuki kabinnya. Tak terkesan
sebagai kendaraan “pekerja”, tapi lebih akrab sebagai Sport Utility
Vehicle. Memang, All New Triton ini berbagi platform dengan All New
Pajero Sport yang direncanakan hadir tahun depan.
Menggunakan sebuah lahan di Tenayan, Pekanbaru, Riau, All New Triton
diberikan tantangan berupa sirkuit light off-road racikan Indonesia
SmartDrive (Indonesia Smart Driving Consulting).
Kemampuan “merayap” All New Triton terlihat di beberapa rintangan
berupa turunan dan tanjakan sekitar 45 derajat kedalaman 5 meter sampai
20 meter hingga melaju di kemiringan.
Engine brake All New Triton tidak membuat mesin meraung tinggi saat
melewati turunan. Kami hanya cukup mengendalikan kemudi agar tetap
melaju lurus.
Begitupula dengan tanjakan 45 derajat dengan ketinggian sekitar 10
meter, tak perlu menekan pedal dalam-dalam. Sentuh sedikit saja pedal
gas hingga 1.000-1.500 rpm, All New Triton mudah melewatinya.
Sesuai petunjuk instruktur, penggunaan transmisi 4L dan gear 1, All
New Triton mampu menaklukkannya tanpa kesulitan. Diyakini teknik ini
guna menekan penggunaan bahan bakar yang berlebih, kopling lebih awet
dan suspensi tetap berumur panjang.
Adapun suspensi berperan penuh All New Triton melewati parit. Teknik
yang diajarkan ISDC terbilang ampuh melewati parit dengan cara
menyilang, sehingga sisi depan dan belakang tetap mendapat traksi, meski
salah satu ban menggantung. All New Triton bisa berbelok hingga 5,9
meter, lock-to-lock kemudi hanya 3,8 putaran.
Close length dan open length suspension kian optimal. Suspensi depan
telah diperbesar diameternya menjadi 31 mm dan pegas diperkuat. Suspensi
belakang juga disempurnakan terutama di bagian stabiliser, dumping
force dan leaf spring lebih panjang.
Ketika kami melewati genangan air, cipratan air tidak mengarah ke
kaca depan. Hal ini berkat desain wheel arch / rumah ban depan serta
penggunaan ban GT Radial Savero 265/70 R16.
Kami pun sempat berada di jok baris kedua sebagai penumpang. Dari sisi sebagai penumpang, jok tidak terlalu tegak.
Bahkan sempat disopiri duduk di belakang pereli Indonesia, Rifat
Sungkar, mencicipi medan berbeda, speed off-road di kawasan Hotel
Labersa, Riau.
Rifat meyakini penyempurnaan pada suspensi belakang dan body mounting
tidak membuat penumpang belakang terlempar ataupun vibrasi yang
berlebihan. Sehingga All New Triton bisa digunakan sebagai kendaraan
keluarga, apalagi desainnya kini makin modern.
Adapun mesin All New Triton Exceed MT yang kami bawa membawa mesin
empat silinder, tipe 4D56 2.5L DI-D Commonrail Turbocharger. Tenaga yang
disuguhkan 175 hp pada 4.000 rpm dan torsi 400 Nm pada 2.000 rpm.
[dp/Kch]