Cepat, lincah, tangguh, tetapi kurang aura sport.
Untuk kategori
city car,
Mitsubishi Mirage memberi penampilan dan performa cukup menarik
dibanding beberapa pesaingnya. Terutama, menilik harga Rp170 juta, yang
masih bisa disebut terjangkau.
Apalagi, di kota padat kendaraan
seperti Jakarta, yang membutuhkan kendaraan dengan kemampuan bermanuver,
untuk merayap dan menyelinap di tengah lalu lintas Jakarta yang
semrawut.
Demi mengenal mobil bermesin 1193 CC tiga silinder ini, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, memberi
VIVA.co.id, kesempatan untuk kencan tiga malam, bersama varian baru mereka Mitsubishi Mirage Sport pada 8-11 Mei lalu.
Terinspirasi film Fifty Shades of Grey, kencan kami diselingi sedikit
"penyiksaan" untuk mendapatkan kepuasan. Di atas kertas, sulit berharap
banyak pada mesin 1193 CC tiga silinder, yang dimiliki Mirage.
Tapi
ternyata, rasa pesimistis hilang, setelah menggunakannya langsung.
Dimulai dengan perjalanan dari Pulogadung ke Jatiasih, melalui Jl.
Pahlawan Revolusi-Jatibening-Pondok Gede yang sangat padat, khususnya
pada Jumat sore.
Alhasil, jarak 30 kilometer, harus ditempuh
dalam waktu lebih dari dua jam. Tetapi itu sengaja dilakukan, demi
menguji kualitasnya sebagai
city car, saat digunakan menyusuri kemacetan sehari-hari di Jakarta.
PerformaTiba di rumah, mesin dibiarkan
menyala, AC diatur pada suhu 18 derajat Celcius. Setelah dua jam, panas
dari dapur pacu menyengat dalam garasi. Selanjutnya, mesin tetap
dibiarkan menyala dengan AC dimatikan, hingga satu jam.
Hasilnya
memuaskan, karena Mirage memberi peredaman panas yang baik, sehingga
panas dari dapur pacu tidak menyusup ke dalam kabin. Sabtu pagi, 9 Mei,
adalah waktu menguji kehandalannya untuk perjalanan luar kota.
Tidak
banyak orang yang bisa memiliki mobil lebih dari satu, untuk
kepentingan berbeda. Sehingga, satu mobil harus bisa digunakan untuk
banyak tujuan. Selain perjalanan harian antara rumah dan kantor, juga
untuk berlibur ke luar kota.
Penasaran apakah Mirage memiliki nuansa yang sama seperti mobil-mobil
Mitsubishi lainnya yang identik dengan kecepatan, mobil dipacu hingga
mendekati kecepatan 180 kilometer per jam di dalam tol.
Hasilnya,
mobil seperti bergerak tidak terkendali. Mirage mudah diajak berlari
kencang, sayang pengendalian yang nyaman hanya bisa didapat, maksimal
hingga kecepatan 120 kilometer per jam.
Transmisi CVT yang
digunakan pada Mirage, memiliki rentang ratio yang jauh lebih lebar dari
rivalnya, ditambah dengan penggunaan sabuk besi yang lebih kuat dari
karet, sehingga menepis kemungkinan selip.
Hasilnya adalah
tarikan yang responsif. Mirage memang seolah bergerak sangat lembut,
namun bukan karena lambat, tetapi itulah kelebihan CVT. Tidak perlu ada
sentakan, atau raungan mesin saat berakselerasi.
Hal yang menarik
adalah kemampuan Mirage untuk berakselerasi pada jalan menanjak.
Padahal, ada tiga orang dewasa dan satu anak-anak dalam mobil, namun
tidak membuat mobil ini kesulitan mendaki.
EksteriorMitsubishi Mirage Sport yang diberikan pada
VIVA.co.id, terlihat cantik dengan perubahan bumper depan, serta penambahan body kit di bagian depan, samping dan belakang.
Begitu juga dengan lampu kabut yang disertai DLR, menambah kesan
elegan pada bagian depan varian sport, yang baru diluncurkan Mitsubishi
pada 2015.
Velg 15 alloy whell menjadi nilai tambah, namun tidak cukup untuk
memberi kesan adanya perubahan besar. Kelebihan lain adalah suspensinya.
Suspensi depan Mac Pherson strut dan Torsion Beam di belakang,
memberi kenyamanan untuk melalui jalan-jalan yang bergelombang dan
banyak lubang.
Suspensi tetap terasa kokoh saat melakukan
manuver, dan melalui jalan berkelok dengan kecepatan tinggi. Paling
disayangkan adalah penambahan stripe.
Stiker di kedua bagian sisi, memanjang dari depan hingga pintu
belakang, tidak menambah aura sport. Lebih baik jika Mitsubishi memberi
opsi warna cat yang lebih menarik, daripada menambah stiker yang akan
dengan cepat menjadi kusam dan mengganggu tampilan.
InteriorPerhatian
dengan cepat tertuju pada panel tengah yang terlihat elegan, untuk
kendaraan sekelasnya, dengan harga Mirage Sport yang hanya Rp 170 juta.
AC
digital dengan pengaturan suhu otomatis, luar biasa dalam hal
mempercantik tampilan, juga kegunaannya. Dua jempol pantas diberikan
untuk fasilitas ini.
Bentuk dashboard pun memuaskan mata. Penempatan dua tempat minum di
konsol tengah, serta pada trim pintu kanan dan kiri, juga layak mendapat
acungan jempol.
Bagasi yang luas, serta ruang yang lega di bagian depan dan belakang,
membuat duduk dalam waktu lama saat perjalanan jauh, menjadi terasa
nyaman.
Begitu juga kabin yang cukup tinggi. Mereka yang memiliki
tubuh setinggi 185 centimeter pun, tidak akan kesulitan saat duduk di
bagian pengemudi maupun penumpang.
Sayang untuk kursi pengemudi, hanya ada pengatur ketinggian posisi
duduk, namun tidak dilengkapi pengaturan untuk posisi punggung.
Bagian
paling mengecewakan, tidak ada nuansa sport di dalam kabin. Semestinya
bisa diberikan warna two tone pada dashboard trim pintu, langit-langit
dan karpet.
(asp)