Jakarta, Meski statusnya sebagai brand ambassador
Mitsubishi Indonesia, pereli nasional Rifat Sungkar punya banyak
pengalaman dengan Pajero Sport. Pria yang sudah dikaruniai dua orang
anak ini memiliki varian Dakar 4WD selama empat tahun, sekarang ia
berkomentar soal model “All-New” yang siap diluncurkan di Indonesia.
Rifat mengatakan sudah mengintimi dengan generasi kedua Pajero Sport
saat proses pengambilan film untuk kebutuhan Mitsubishi Indonesia. Kesan
yang dia ungkap All-New Pajero Sport benar-benar mobil baru.
Febri Ardani/KompasOtomotif Rifat Sungkar berposer bersama generasi pertama (kiri) dan generasi kedua Mitsubishi All-New Pajero Sport.
Selain
paham soal Pajero Sport, Rifat juga tahu banyak soal model Mitsubishi
yang lain. Hampir semua model ia pernah coba, mulai dari mobil kota
Mirage,
crossover Outlander, hingga sang legendaris jagoan reli
sedan Evolution. Menurut dia, rasa mengendarai All-New Pajero Sport
tidak bisa disamakan dengan model Mitsubishi lainnya.
“Semua konstruksinya diganti, ini bukan mobil yang dikembangkan dari
model lama, tapi benar-benar mobil baru. Suspensi yang buat Pajero Sport
seperti jadi mobil lain,” kata Rifat saat Krama Yudha Tiga Berlian
Motors (KTB) menggelar sesi uji berkendara singkat All-New Pajero Sport
di Ancol, Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Suspensi
Sistem peredam kejut All-New Pajero Sport menopang dua hal, yaitu kenyamanan optimal buat penumpang di kabin dan
handling
prima di berbagai kondisi jalan. Bukan hanya suspensi yang diganti,
melainkan juga sebagian besar konstruksi rangka diperkuat agar bodi
lebih ringan dan dinamis.
“Saya waktu syuting itu kan sudah coba, ini mobil empuk banget waktu dicoba lewat lubang segala macam enggak
nemuin batas akhir batas bawahnya, sampai mentok.
Travel suspensinya boleh juga,” ulas Rifat.
Performa
Salah satu ciri Dakar 4WD model lama, kata Rifat, yakni tenaga dan
torsi besar dari mesin 4D56 2.5L yang sanggup bikin hentakan besar kalau
pedal gas ditekan. Pada generasi kedua dengan mesin baru 4N15 MIVEC
2.4L tenaga dan torsi lebih besar lagi, tetapi hasilnya minim hentakan
karena sekarang memakai transmisi otomatis 8-percepatan.
“Berhubung Dakar yang lama sudah
powerfull, ini lebih
powerfull lagi.
Noise-nya
ga ada. Kenapa mesinnya enggak terlalu menghentak, enggak berasa
kencang, karena giginya dibagi delapan. Orang bilang lebih kencang Dakar
lama, saya udah tes
drag race 0 – 100 kpj, mobil ini (All-New Pajero Sport) selalu di depan ¾ bodi,” ujar Rifat.
Transmisi 8-percepatan mengubah gaya mengemudi. Rifat bilang, pada
Dakar 4WD model lama, saat tenaga sedang kendur lantas gas mulai dibuka
terjadi hentakan karena turbo mulai bekerja. Tetapi, pada model baru
gejala itu berkurang, setiap tenaga mengendur masih dalam rentang rpm
turbo aktif. Sehingga, begitu gas dibuka hentakannya minim, malah
membantu akselerasi lebih halus.
“Nah, sekarang tiap kali tenaga drop masih di rentang turbo aktif
jadi enggak berasa hilang dan tidak ada hentakan. Kalau di mobil reli
dulu ini namanya
anti-lag system. Kalau yang ini ‘disentil’ sedikit sudah dapat gigi yang pas,” urai Rifat.
Menurut Rifat lagi, pada tahap awal, penetrasi Pajero Sport baru
dengan desain modern tidak bisa langsung diterima sepenuhnya di kalangan
pemilik model lama. Beberapa hal yang jadi perhatian,
image
Pajero Sport dekat dengan Triton yang punya kesan tangguh dan kaku,
terlalu cinta dengan desain lama, dan usia dewasa di atas 40 tahun yang
susah terima perubahan.
“Tetapi, ini cuma masalah waktu saja, nanti kelamaan hilang karena
cepat atau lambat semua mobil Mitsubisihi akan begini,” katanya.
KompasOtomotif –